skip to main | skip to sidebar

Pages

  • Beranda

NursingHealth&Science

Waspada, ISPA pada anak!

01.34 | Publish by Unknown

Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Penyakit ini sering terjadi pada anak karena system pertahanan anak masih rendah. Hingga saat ini angka kematian akibat ISPAyang berat masih sangat tinggi. Kematian sering disebabkan karena penderita dating untuk berobat sudah dalam keadaan parah atau lanjut dan sering disertai penyakit-penyakit dan kurang gizi.

 Pengertian
                  ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akutyang meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit ini dapat menyerang satu atau lebih dari bagian saluran napas mulai dari hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan di dalam paru-paru (saluran bagian bawah). ISPA meliputi 3 unsur, dimana pengertianya adalah debagai berikut :
a.       Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b.      Saluran pernapasan
Adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli) beserta organ-organ di sekitarnya.
c.       Infeksi akut
Adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkakn proses akut (Avicena, 2009)


 Faktor-Faktor yang Menyebabkan ISPA
                                 Faktor Internal
a.       Umur < 2 bulan
ISPA dapat meyerang semua baik pria maupun wanita pada semua tingkat usia, terutama pada usia < 2 bulan, arena daya tahan tubuh masih rendah daripada orang dewasa. Bayi an balita merupakan kelompok umur yang kekebalan tubuhnya belum sempurna, sehingga masih rentan terhadap penyakit infeksi (Suhandayani, 2009).
b.      BBLR
Berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai resiko kematian yang lebih besar dibandingkan dengan yang berat badan lahir normal. Terutama pada bulan-bulan pertama kelahiran karena pembentukan zat antikekebalan kurang sempurna, sehingga lebih mudah terkena penyakit pneumonia dan sakit saluran pernapasan lainnya
c.       Laki-laki
Laki-laki merupakan salah satu faktor yang meningkatkaqn insiden dan kematian akibat ISPA. Bila dihubungkan dengan status gizi, sesuai dengan data Susenas 1998 yang menyatakan  bahwa secara umum status gizi balita perempuan lebih baik disbanding balita laki-laki. Namun prevalensi tersebuut belum dapat dijelaskan secara pasti, apakah karena faktor genetika, perbedaan dalam hal perawatandan pemberian makanan atau yang lainnya. Sehingga kekurangan gizi dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Prabu, 2009).
d.      Status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengguunaan  zat-zat gizi. Dibedakan Antara status gizi buruk, kurang baik, dan lebih (Almatsier, 2009).
Penilaian status gizi dapat dilakukan  Antara lain berdasarkan antopometri berat badan lahir,, panjang badan, tiggi badan dan lingkar lengan atas (Prabu, 2009). Keadaan gizi buruk muncul sebagai faktor yang penting untuk terjadinya ISPA. Disamping itu adanya hubungan Antara gizi buruk dan terjadinya campak dan infeksi virus berat lainnya serta menurunya daya tahan tubuh anak terhadap infeksi. Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan adn  mengakibatkan kekurangan gizi. Pada keadaan gizi kurang balita lebih mudah terserang “ISPA berat” bahkan serangannya lebih lama (Prabu, 2009).
e.       Defisiensi vitamin A
Sejah tahun 1985 setiap 6 bulan Posyandu memberikan kapsul 200.000 IU vitamin A pada balita umur 1 s.d 4 tahun. Pemberian vitamin A yang dilakukan bersamaan dengan imunisasi meningkatkan titer antibodi yang spesifik an tampaknya tetap berada dalam nilai yang cukup tinggi. Bila antibody yang ditujukan terhadap bibit penyakit dan bukan sekedar antigen asing yang tidak berbahaya, niscaya dapat diharapkan  adanya perlindungan  terhadap bibit penyakit yang bersangkutan untuk jangka waktu panjanng (Prabu, 2009).

Faktor Eksternal
1.      Pemberian ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian asi sedini mungkin setelah bayi lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa memberi makanan tambahanlain (Purwanti, 2004). ASI mengandung nutrisi, hormun dan unsur kekebalan faktor pertumbuhahn, antialergi, serta antiinflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. Unsur ini mencakup hidrat arang, lemak, protein, vitamin damineral dalam jumlah yang proposional (Purwanti, 2009).
Karena zat-zat protektif yang terkandung dalam ASI, bayi yang diberi ASI memiliki kemungkinan kecil untuk terjangkit infeksi telinga (otitis media), alergi, diare, pneumonia, bronchitis, meningitis, serta sejumlah penyakit pernafasan (Wicak, 2008).
2.      Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkakn vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh. Caranya dapat melalui suntikan, seperti vaksin HepB, BCG, DPT, campak  adapula yang dimasukkakn melalui mulut seperti vaksin polio (Hidayat, 2008).
Bayi dan balita yang pernah teserang  campak dan selamat akan mendapat kekebalan alami terhadap pneumoni  sebagai komplikasi campak. Sebagian besar kematian ISPA berasal dari jenis ISPA yang berkembang dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri, pertussis, campak maka peningkatan cakupan imunisasi akan berperan besar dalam upaya pemberantasan ISPA (Prabu, 2009)
3.      Kebiasaan merokok angota keluarga di lingkungan balita tinggal
Perilaku merokok orang tua merupakan bahaya utama lain bagi anak (Drongowski dkk, 2003, Moya, Beaver dan Etzel, 2004). Asap rokok dengan konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme pertahanan paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA (Prabu, 2009).
4.      Membedong anak (menyelimuti berlebihan)
Membedong anak atau menyelimuti berlebihan bagi para orang tua dianggap dapat membuat anak tidak mudah terkejut dan anak lebih nyenyak tidurnya karena seolah-olah didekap, sama seperti pada waktu didalam kandungan. Akan tetapi pada anak yang sudah terserang ISPA jika dibedong berlebihan akan menbuat anak susah bernafas sehingga penyakitnya akan semakin berat (Prabu, 2009).
5.      Memberi makanaan terlalu dini
Pemberian makan setelah bayi berumr 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum pula jika disajikan tidak higienis. Hasil riset terakir  dari peneliti di Indonesia bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyhak terserang diare, sembelit, batui-pilek dan panas disbanding bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif (Prabu, 2009).
6.      Kepadatan tempat tinggal
Kepadatan hunian dalam rumah menurut keputusan menteri kesehatan nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan rumah, satu orang minimal menempati luas rumah 8m2.  Dengan kriteria tersebut diharapkan dapatmencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas.
 Penelitian menunjukkakn ada hubungan bermakna antaara kepadatan dan kematian dari bronchopneumonia pada bayi, tetapi disebutkan bahwa polusi udara, tingkat social dan pendidikan  memberi korelasi yang tinggi pada factor ini (Prabu, 2009)
7.      Ventilasi kurang memadai
Ventilasi yaitu proses penyediaan udara atau pengerahan udara ke atau dari ruangan baik secara alami maupun mekanis. Fungsi ventilasi adalah sebagai berikut:
1.       Mensuplai udara bersih yaitu udara yang mengandung kadar O2 yang optimum bagi pernapasan.
2.      Membebaskan udara ruangan dari bau-bauan, asap ataupun debu dan zat-zat pencemar lain dengan cara pengenceran udara.
3.      Mensuplai panas agar hilangnya panas badan seimbang.
4.      Mensuplai panas akibat hilangnya panas ruangan dan bangunan.
5.      Mengeluarkan kelebihan udara panas yang disebabkan oleh radiasi tubuh, kondisi, evaporasi ataupun keadaan eksternal.
6.      Mendisfungsikan suhu udara secara merata (Prabu, 2009).

8.      Sosial ekonomi
Keadaaan ekonomi belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan berdampak peningkatan penduduk miskin dan disertai dengan kemampuan menyediakan lingkungan pemukiman yang kurang sehat dapat mendorong peningkatan jumlah balita rentan terhadap serangan penyakit menular termasuk ISPA. Pada akirnya akan mendorong meningkatnya penyakit ISPA dan pneumonia pada balita (Depkes RI, 2002).



Penyebab ISPA
                                ISPA depat disebabkan oleh berbagai penyenyebab seperti bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain-lain. Jenis bakteri penyebab ISPA dari gen antara lain adalah streptococcus, stapilococcus, pneumococcus, hemophylus, bordetalla dan corinebacterium. Sedangkan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus, adenovirus, coronavirus, pikarnavirus, micoplasama, herpesvirus dan lain-lain (Depkes RI, 2005).
Menurut WHO, pengeluaran lender atau gejala pilek perjaadi pada penyakit flu ringan disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan atau coronavirus. Sedangkan prncemaran udara diduga menjadi pencetus infeksivirus pada saluran napas bagian atas.
ISPA dpat ditularkan  melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman terhiruo oleh orang sehat ke saluran pernafasannya.


                Tanda dan Gejala ISPA
Dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA (P2ISPA) kriteria untuk menggunakan tata laksana penderita ISPA adalah balita, ditandai dengan aadnya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai adanya peningkatan frekuensi napas (nafas cepat) sesuai golongan umur. Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua kelompok yaitu umur < 2 bulan dan umur 2 bulan sampai < 5 tahun.
a.       Klasifikasi pneumonia berat
Pada anak usia 2 bulan sampai <5 tahun, didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran pernafaasan disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian dalam (chest indrawing).
Untuk anak usia  < 2 bulan ditandai dengan adanya napas cepat (fast breathing) dimana frekuensi napas 60 x/menit atau lebih, dan atau adanya tarikankuat dinding dada bagian bawah ke dalam (severe chest indrawing).
b.      Bukan pneumonia
Apabila ditandai dengan napas cepat tetapi tidak dengan disertai tarikan dinding dada ke dalam. Bukan pneumonia mencakup kelompok penderita dengan batuk pilek biasa yang tidak ditemukan adanya gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak ditemukan tarikan dinding dada bawah kedalam.
Ada beberapa tanda klinis yang dapat menyertai anak dengan batuk yang dikelompokkan sebagai tanda bahaya :
a.       Untuk golongan usia < 2 bulan : tidak bias minum, kejang, kesadaran menurun, stridor (ngorok), wheezing (bunyi nafas) dan demam.
b.      Untuk golongan usia 2 bulan sampai < 5 tahun : tidak bias minum, kejang, kesadaran menurun, stridor
( Depkes RI, 2005).

Cara Perawatan Penderita ISPA di Rumah
 
Selama penderita masih di rumah cara perawatan yang dapat dilakukakan antara lain dengan :
      1.  Mengatasi panas (demam)
          1)    Obat
             a. Untuk anak usia 2 bulan sampai < 5 tahun dapat dilakukan dengan memberikan Paracetamol 4 x/6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.
      b. Bagi anak usia < 2 bulan dengan demam sebaiknya segera dibawa ke pusat pelayanan kesehatan.
Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik harus diberikan dengan benar dan sampai habis. Bila penderita tidak mendapat antibiotik usahakan setelah 2 hari kembali ke dokter untuk pemeriksaan ulang.
Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dari dokter. Bila ISPA yang disebabkan oleh virus antibiotik tidak peprlu diberikan, kecuali ISPA yang disebabkan oleh strep throat atau pneumonia. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotk tersebut
2)      Kompres
a.    Berikan kompres dengan menggunakan kain bersih/saputangan, celupkan pada air (tidak perlu air es). Berikut ini cara mengompres yang benar : kompres dengan menggunakan ari hangat (bukan air dingin atau aie es). kompres di bagian perut dan dada dengan saputangan yang telah dibasahi air hangat, gosok-gosokakan dengan perlahan pada area tersebut. Bila saputangan telah kering, ulangi lagidengan menbasahinya dengan air hangat.

b.    Tidak dianjurkan  menggunakan pakaian/selimut yang terlalu tebal dan rapat, terlebih pada      anak dengan demam karena menghambat keluarnya panas. 

2.      Mengatasi batuk
Hindari pemberian obat batuk/pilek tanpa instruksi dokter. Diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan resiko obat tersebut apabila akan digunakan pada anak. Atau apat menggunakan obat batuk lain yang tidak mengandung zat-zat yang merugikan, seperti kodein, dekstrometrofan dan antihistamin.
Lebih dianjurkan pemberian obat batuk yang aman, yaitu ramuan tradisional berupa air jeruk nipis, air sari jahe, air sari kunyit dan juga kecap atau madu. Cara membuatnya cukup simple, ambil 1/2 bagian jeruk nipis kemudian peras, sediakan jahe dan kunyit masing-masing seukuran 2 ruas jari parut keduanya tambahkan sedikit air lalu peras. Campurkan semuanya tambahkan madu atau kecap 1/2 sdm, ramuan ini dapat diberikan 2x/hari.

3.      Pemberian makan
a.       Tetap berikan ASI bila anak tersebut masih disusui.
b.      Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tapi berulang-ulang. Yaitu lebih sering  dari biasanya terlebih bila muntah.

4.      Pemberian minuman
Berikan anak asupan cairan (air putih, buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit ayng diderita terutama bila anak batuk dan demam.

5.      Hindari penularan ISPA ke orang lain.
Cara untuk menghindari penularan : menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, cuci tangan dengan sabun setelahnya, gunakan masker (bila anak cukup kooperatif), hiindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau menular.
6.      Istirahat yang cukup dan apabila selama perawatan dirumah keadaan memburuk, maka dianjurkan untuk membawa ke dokter.


Cara Pencegahan Penyakit ISPA









Pencegahannya dapat dilakukan melalui beberapa hal berikut :
a.    Menjaga keadaan gizi keluarga agar tetap baik. Memberikan ASI eksklusif pada bayi.
b.  Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat atau tidur yang cukup dan olahraga teratur.
c.     Membiasakan cuci tangan teratur dengan air dan sabun atau handsanitizer. Hindari menyentuh mulut atau hidung setelah kontak dengan flu, segera cuci tangan dengannya. Terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada anak untuk rajin cuci tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi lainnya. Jika pilek, bersihkan hidung untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.
d.  Melakukan imunisaasi pada anak yang dapat mencegah ISPA, diantaranya dengan imunisasi influenza, imunisasi DPT-Hib/DaPT-Hib dan imunisasi PCV.
e.    Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA. Mencegah anak berhubungan terlalu dekat dengan anggota keluarga lain yang sedang menderita ISPA. Tindakan semi isolasi mungkin dapat dilakukan, seperti anak yang sehat tidur terpisah dengan anggota keluarga lain yang sedang sakit ISPA.
f.  Apabila sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak menulari anggota keluarga lainnya.
g.  Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan atau rumah dan usahakan pencahayaan yang memadai serta lingkungan yang tidak berasap.






DAFTAR PUSTAKA

 Almatsier, A.(2009).Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Gramedia Pustaka Utama.Salemba:Jakarta.

 Avicena.(2009).Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).16 Februari 2010.http://www.google.com/

Depkes RI.(2005).Modal Pelatihahn Pengelolaan Rantai Vaksin Program Imunisasi.Jakarta.

Depkes R. (2005).Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional : Penanggulangan Pneumonia Balita Tahun 2005-2009.

Hidayat, A.Aziz.(2008).Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba : Jakarta.

Ngastiyah.(2005). Perawatan Anak Sakit. EGC:Jakarta

Prabu.(2009).Faktor Resiko Terjadinya ISPA.10Februari2009.http://www.google.com/

WHO(2005).Tata Laksana Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Anak : Pedoman Praktis Penderita RAwat Jalan..

0 komentar

Manfaat Jahe

10.00 | Publish by Unknown


manfaat jahe

Jahe merupakan tanaman herbal yang multi guna. Selain sebagai bahan baku obat-obatan tradisional juga merupakan salah satu bumbu penyedap masakan. Dalam berbagai masakan tradisional, ini sering digunakan terutama bila berhubungan dengan menu dengan bahan dasar daging atau ikan. Tanaman ini termasuk dalam keluarga temu-temuan dengan nama latinnya adalah Zingber officinale Rosc.


Sebagai bahan obat tradisional jahe memiliki berapa manfaat, antara lain :
  • Mengurangi peradangan, rematik
Kandungan senyawa yang terdapat di dalamnya bersifat inflamasi yang sangat efektif membangun otot. Berdasarkan penelitian, mengkonsumsi jahe secara teratur dapat membantu mengurangi rasa nyeri pada otot yang disebabkan latihan fisik.


  • Menurunkan berat badan
Jahe berfungsi melebarkan pembuluh darah dan membakar kalori menjadi panas tubuh. Selain itu juga hanya memiliki sedikit kalori sehingga tidak berkontribusi meningkatkan berat badan. Mengkonsumsinya sebelum makan dapat mencegah perut buncit. Hal ini karena jahe mengandung enzim protease dan lipase yang berfungsi untuk metabolisme protein dan lemak.


  • Menurunkakan hipertensi, mencegah stroke dam serangan jantung.
Jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan melebarkan pembuluh darah. Sehingga darah dapat mengalir lebih cepat dan lancar serta memperingan kerja jantung memompanya. Di dalamnya juga terkandung Gingerol dimana senyawa ini mampu mencegah penggumpalan darah karena berubah menjadi antikoagulan.


  • Mencegah mual
Kemampuannya dalam memblok serotonin dapat mencegah kontraksi perut. Sehingga tidak timbul rasa mual, termasuk mual akibat mabuk perjalanan.


  • Menangkal radikal bebas
Mengandung anti oksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.



Contoh menu yang dibuat dari jahe.














Bir Pletok berasal dari Betawi. Meski disebut "bir" minuman ini tidak memabukkan. Bahkan bahan-bahan rempahhnya, seperti jahe, serai, daun pandan dan kayu manis menjadikan minuman tradisional ini bermanfaat bagi kesehatan.

bahan :
500 g jahe
    1 liter air
600 g gula pasir
    2 batang serai, ambil bagian putihnya dan memarkan
    3 lembar daun pandan
    1 batang kayu manis
    1 sdm lada hitam

cara membuat : 
1. Didihkan air bersama gula, serai, daun pandan, kayu manis dan lada hitam ke dalam panci ukuran sedang di atas api ukuran sedang. Sementara itu, bakarlah jahe hingga baunya harum. Masukkan jahe yang telah dibakar ke dalam panci dan rebus selama 20 menit.
2. Setelah mendidih, kecilkan api dan biarkan air berkurang hingga 700ml dan berwarna kecokelatan. lalu, matikan api dan diamkan hingga suhu menjadi hangat. kemudian saring minuman dan tuang ke dalam wadah.
3. Untuk penyajian, siapkan gelas saji, tuang minuman ke dalalm gelas yang telah disediakan.

Tip : dianjurkan menggunakan jahe merah untuk mendapatkan khasiat yang lebih optimal.







0 komentar

Pembuatan Nata De Carroto

07.17 | Publish by Unknown



     Sayuran wortel dan buah tomat merupakan salah satu jenis tanaman yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Pemanfaatan sayuran wortel dan tomat dalam kehidupan sehari-hari hingga saat ini hanya terbatas sebagai bahan pembuat berbagai masakan, pembuatan jus, pembuatan masker wajah, atau digunakan sebagai bahan baku obat pencegah kanker yang digabungkan dengan ubi jalar, dan juga untuk saus tomat (Anonim, 2007 ). Tetapi belum ada pemanfaatan sayuran wortel dan buah tomat yang digunakan untuk hidangan-hidangan penutup seperti es buah, atau puding, dan lain sebagainya yang mungkin bisa meningkatkan nilai ekonomis sayuran wortel dan tomat tersebut.
     Salah satu bahan pelengkap hidangan penutup yang cukup digemari dalam masyarakat Indonesia adalah Nata de Coco yang bahan dasarnya adalah air kelapa. Namun peneliti mencoba membuat Nata de Carrotto dengan sayuran wortel dan buah tomat sebagai bahan dasarnya.
     Sehingga peneliti mengharapkan hasil dari pembuatan Nata de Carrotto ini,  dapat meningkatnya kesejahteraan petani wortel dan tomat dengan adanya pengolahan baru sebagai Nata de Carrotto.


 Nata
Nata yang pertama kali dikenal orang adalah Nata de coco yang bahan baku dalam pembuatannya adalah air kelapa. Nata de coco adalah makanan segar yang berasal dari salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia yaitu negara Filipina. Nama Nata berasal dari nama penduduk asli Filipina yang memiliki pemikiran untuk menciptakan suatu kreasi baru yang inovatif dari air kelapa yang terbuang percuma dari pabrik penghasil kopra di tempat itu. Nama Coco berasal dari nama latin kelapa yaitu Cocos nucifera dan Nata berasal dari orang yang membuat kreasi baru tersebut (Warisno, 2007).
Menurut Misgiyarta (2007), pengertian dari nata de coco adalah makanan pencuci mulut (desert) yang mengandung banyak serat, selulosa dengan kadar yang tinggi dan dihasilkan Acetobacter xylinum dalam media cair sebagai substratnya. Selulosa dengan kadar yang tinggi bermanfaat untuk kesehatan dalam membantu pencernaan. Nata de coco juga memiliki kadar kalori yang rendah sehingga cocok untuk program diet.

nata de coco 




cara pembiakan Acetobacter xylinum dlm media air kelapa












Dari segi penampilannya makanan ini memiliki nilai estetika yang tinggi, penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal, serta aroma yang segar. Dengan penampilan tersebut maka nata sebagai makanan desert memiliki daya tarik yang cukup tinggi.
Menurut Suryani (2007), bakteri Acetobacter xylinum digunakan sebagai pembentuk nata, karena dapat mengubah gula menjadi selulosa. Acetobacter xylinum dapat mengubah 19% gula menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk dalam media tersebut berupa benang-benang yang bersama dengan polisakarida membentuk jalinan yang terus menerus menebal menjadi lapisan nata. Asam asetat digunakan untuk menurunkan pH dalam media.
            Kali ini penulis ingin mencoba mengganti air kelapa dengan sari-sari wortel dan tomat sebagai bahan baku nata.

Wortel
Tanaman wortel sudah tidak asing lagi bagi semua orang, karena dapat ditanam dan dipanen sepanjang tahun. Tanaman ini termasuk tanaman umbi semusim, disebut demikian karena tanaman ini hanya dapat berproduksi satu kali dan kemudian mati. Umur tanaman wortel biasanya berkisar antara 70 hingga 120 hari, tergantung pada macam varietasnya. Tanaman ini dapat ditemui di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Tumbuhan wortel membutuhkan sinar matahari yang cukup serta menyukai tanah yang subur dan gembur (Anonim, 2005).
Menurut Cahyono (2006), dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, wortel dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi               : Spermatophyta (Tanaman berbiji)
Subdivisi         : Angiospermae (Biji berada dalam buah)
Kelas               : Dicotyledonae (Biji berkeping dua atau biji belah)
Ordo                : Umbelliferales
Famili              : Umbellifrae / Apiaceae / Ammiaceae
Genus              : Daucus
Species            : Daucus carota L.

            Menurut Cahyono (2006), kandungan nilai gizi dan kalori dalam umbi wortel per 100 gram bahan segar adalah sebagai berikut;

No.
Jenis Zat Gizi
Jumlah
1.
Kalori
42 kalori
2.
Protein
1,2 gram
3.
Lemak
0,3 gram
4.
Karbohidrat
9,3 gram
5.
Kalsium
39 miligram
6.
Fosfor
37 miligram
7.
Besi
0,8 miligram
8.
Natrium
32 miligram
9.
Serat
0,9 gram
10.
Abu
0,8 gram
11.
Vitamin A
12.000 SI
12.
Vitamin B-1
0,06 miligram
13.
Vitamin B-2
0,04 miligram
14.
Vitamin C
6 miligram
15.
Niacin
0,6 miligram
16.
Air
88,2 gram

Menurut Thomas (2007), jenis-jenis wortel, dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.      Jenis imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis.
2.      Jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar yang berbentuk bulat panjang dan rasnya manis.
3.      Jenis mantes, yakni wortel kombinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang.


Menurut Cahyono (2006), wortel memiliki banyak kegunaan yang dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu:
1.      Bahan Makanan
Wortel dapat digunakan dalam berbagai macam masakan, misalnya sup, cap cai, bistik, kari, mie, dan sebagainya. Selain dapat digunakan untuk bahan pelengkap makanan, wortel juga dapat diolah menjadi minuman seperti jus wortel dan  pewarna makanan alami yang berupa tepung umbi.

2.      Bahan Obat-obatan
Wortel memiliki kegunaan untuk menyembuhkan beberapa penyakit, karena wortel mengandung zat-zat yang berkhasiat menyembuhkan penyakit, seperti :
A.    Senyawa beta-karoten yang dapat menimbulkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tumor, menghambat penyebaran sel kanker, dan mengaktifkan enzim pelawan sel kanker serta menyamarkan flek pada kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wortel dapat mencegah semua jenis kanker.
B.     Senyawa karoten (pro-vitamin A) dapat mencegah penyakit rabun senja
C.     Enzim pencernaan yang dapat berfungsi diuretik, serta
D.     Senyawa-senyawa lain yang dapat mengatasi jenis-jenis penyakit tertentu, misalnya lemah syaraf, asam urat, sembelit, bau mulut, dan lain-lain.

3.      Bahan Kosmetika
Wortel dapat digunakan sebagai bahan kosmetika, yaitu untuk merawat kecantikan wajah dan kulit, serta menyuburkan rambut.  Senyawa karoten yang terkandung dalam wortel tersebut dapat menjaga kelembapan kulit, memperlembut kulit, memperlambat timbulnya kerutan pada wajah, memperkuat jaringan tempat tumbuh helaian rambut.

Tomat
            Tanaman tomat adalah tanaman semusim atau hanyak berproduksi satu kali saja lalu mati. Tanaman ini berbentuk perdu sehingga membutuhkan penopang yang terbuat dari kayu maupun bambu dan memiliki ketinggian lebih kurang 2 meter. (Cahyono, 2008).
Menurut Cahyono (2008),  dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, tomat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi               : Spermatophyta (Tanaman berbiji)
Subdivisi         : Angiospermae (Biji berada dalam buah)
Kelas               : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo                : Tubiflorae
Familia : Solanaceae
Genus              : Lycopersicon
Spesies : Lycopersicon lycopersicum (L) Karst

            Menurut Tugiyono (1985), berdasarkan bentuk bahnya tanaman tomat dapat dibedakan menjadi 4 jenis:
1.  Tomat Biasa, yakni tomat yang memiliki bentuk bulat pipih dan dapat ditanam di dataran rendah.
2.  Tomat Apel, yakni tomat yang memiliki bentuk bulat, kuat dan sedikit keras menyerupai buah apel serta dapat ditanam di daerah pegunungan.
3.  Tomat Kentang, yakni tomat yang memiliki bentuk bulat, besar, padat dan menyerupai buah apel tetapi agak kecil serta memiliki daun yang lebar.
4.  Tomat Keriting, yakni tomat yang memiliki bentuk agak lonjong, keras seperti alpukat.


Menurut Cahyono (2008), kandungan nilai gizi dan kalori dalam tomat per 100 gram bahan segar adalah sebagai berikut :
No.
Jenis Zat Gizi
Jumlah
1.
Kalori
20 kalori
2.
Protein
1,0 gram
3.
Lemak
0,3 gram
4.
Karbohidrat
4,2 gram
5.
Kalsium
5,0 miligram
6.
Fosfor
27 miligram
7.
Besi
0,5 miligram
8.
Vitamin A
1.500 SI
9.
Vitamin B-1
0,06 miligram
10.
Vitamin C
40 miligram
11.
Air
94 gram

Tanaman tomat memiliki beberapa manfaat, dapat dikelompokkan berdasarkan Vitaminnya:
A. Vitamin C
1.       Memelihara kesehatan gigi dan gusi
2.       Mempercepat proses penyembuhan luka
3.       Mencegah penyakit yang dikenal dengan Scurvy
4.       Melawan kecenderungan perdarahan pembuluh darah yang halus.
B. Vitamin A
1. Membantu penyembuhan penyakit buta malam
2. Membangun sel darah merah
3. Salah satu alternatif diet

 Materi Penelitian
          Bahan :
1.    Sari-sari wortel dan tomat 1 liter
2.    Kultur bakteri Acetobacter xilinum 100 ml
3.    Gula pasir 100 gr
4.    Asam cuka (asam asetat 25%)/asam cuka dapur 20 ml
5.    Sirup rasa dan warna disesuaikan kesukaan masyarakat
6.    Alumunium foil satu gulung

             Alat :
1.        Panci ukuran sedang (diameter 25 cm)
2.        Kompor
3.        Kain mori bersih sebagai saringan
4.        Gelas ukur 100 ml
5.        Pengaduk
6.        Pisau pengiris nata
7.        Plastik kemasan 1/2 kg
8.        Nampan/ wadah untuk fermentasi
9.        Tali pengikat/karet
10.    Ember/baskom perendam/pencuci
11.    Sealing cup ukuran aqua gelas

Prosedur Penelitian
Berdasarkan Misgiyarta (2007),  proses pembutan nata adalah sebagai berikut:
         Pembuatan Nata de Carroto.
1.      Mencuci wortel, kemudian memotong & menghaluskan dengan blender.
2.      Menyaring sari-sari wortel dan tomat dengan menggunakan kain mori yang bersih.
3.      Merebus sari-sari wortel dan tomat hingga mendidih dan menambahkan gula pasir sedikit demi sedikit.
4.      Mendinginkan sari-sari wortel dan tomat tersebut kira-kira sampai suhu 400C.
5.      Memasukkan asam cuka dan Acetobacter xilinum, lalu aduk sampai merata.
6.      Memasukkan pada nampan atau wadah untuk fermentasi dengan tinggi campuran 4–5 cm, lalu menutup dengan kain saring dan alumunium foil.
7.      Meletakkan wadah tersebut pada tempat yang bersih dan aman.
8.      Menginkubasi dilakukan selama 10-15 hari pada suhu kamar.
9.      Pada hari ke 10-15 nata siap untuk di panen.


            Pemanenan Nata de Carroto
1.      Pada hari ke 10-15 nata yang dipanen berbentuk lembaran dengan ketebalan 1–1,5 cm.
2.      Cuci dengan air bersih, lalu potong bentuk kubus dan di cuci kembali.
3.      Rendam nata ke dalam air bersih selama 2–3 hari.
4.      Untuk menghilangkan rasa asam rebus nata selama 10 menit.

            Pengolahan Nata de Carroto
1.      Untuk memberi rasa pada nata,  rebuslah 100gr gula dalam 1 liter air
2.      Tambahkan perasa atau essens pada air gula tersebut dan masukkan nata de carroto
3.      Rebus sampai mendidih kurang lebih 15 menit.
4.      Nata de Carroto didinginkan dan siap dikonsumsi

Proses dan Pembahasan Penelitian

Setelah peneliti menyimpan Nata de Carroto di dalam toples plastik yang dimasukkan kedalam lemari selama 8 hari, Nata de Carroto yang belum mengalami proses perebusan berbentuk seperti pada gambar 1 hingga 3.

Gambar 1 Sisi atas Nata de Carroto





Gambar 2 Sisi bawah Nata de Carroto












Gambar 3 Sisi atas Nata de Carroto













Gambar 1 adalah kenampakan Nata de Carroto pada bagian atas, dimana warna merah kejingga-jinggaan sudah tak nampak, karena sudah berubah menjadi lapisan Nata. Dalam gambar 2, sisi bawah dari Nata de Carroto masih berwarna kemerah-merahan, dan juga masih berbau tidak sedap karena belum mengalami proses perebusan sehingga masih banyak air perahan wortel dan tomat yang masih menempel dalam Nata de Carroto dan juga tingkat keasaman yang masih tinggi yang menyebabkan bau tak sedap tersebut. Ketebalan dari Nata de Carroto yang dibuat oleh penulis adalah ..cm, hal ini disebabkan karena waktu penyimpanan Nata de Carroto hanya berjumlah 8 hari sehingga belum bisa mencapai ketebalan yang diinginkan yaitu 1,5 cm. Pada awalnya air hasil dari  perahan buah tomat dan sayur wortel berwarna merah kejingga-jinggaan, tetapi setelah 8 hari penyimpanan, warna air perahan tersebut berubah menjadi lembaran nata berwarna putih dan pekat. Yang menyebabkan air perahan dari buah tomat dan sayur wortel yang pada awalnya berwarna merah kejingga-jinggaan menjadi putih dan kental adalah bakteri Acetobacter xylinum, yang menggunakan media cair (air perahan wortel dan tomat) sebagai substratnya dan Acetobacter ini dapat mengubah gula menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk dalam substrat Acetobacter xylinum berupa benang-benang bersama dengan polisakarida yang membentuk jaringan yang terus menerus menebal hingga membentuk lapisan Nata yang berwarna putih dan pekat tersebut.

     Nata de Coco dan Nata de Carroto memiliki beberapa persamaan dan perbedaaan dalam kenampakannya. Perbandingan produk yang dibuat oleh peneliti dengan Nata de Coco dapat dilihat dalam tabel 1
Faktor Pembeda
Nata de Coco
Nata de Carroto
Warna
Putih
Sama

Tekstur
Kenyal
Sama

Kekentalan

Sama

Ketebalan
Pada umumnya ketebalan Nata de Coco adalah 1,5cm
…cm, ketebalan Nata de Carroto bergantung kepada lama waktu penyimpanan
Rasa


Tabel 1 Perbandingan Nata de Coco dengan Nata de Carroto
    
     Nata de Carroto memiliki 2 keunggulan bila dibandingkan dengan Nata de Coco, keunggulan yang pertama adalah keunggulan yang ditinjau dari kandungan yang ada dalam Nata de Carroto, dan yang kedua adalah keunggulan yang ditinjau dari bidang ekonomis. Keunggulan Nata de Carroto dalam bidang kandungan adalah, Nata de Carroto mengandung vitamin A dan C yang berasal dari kandungan tomat dan wortel sebagai bahan pembuatan, dimana seperti yang sudah disebutkan dalam bab 2 yaitu tinjauan pustaka, peran-peran vitamin A antara lain adalah membantu membentuk sel darah merah, mengobati penyakit buta malam., dan atau digunakan untuk alternatif diet, dll. Dan vitamin C yang dapat menjaga kesehatan gigi dan gusi, mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah penyakit Scurvy, melawan kecenderungan perdarahan pembuluh darah yang halus, dll.Lalu, Nata de Carroto juga mengandung Karbohidrat, Kalsium, dan Niacin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, dan tidak terdapat dalam Nata de Coco pada umumnya. Lalu keunggulan yang kedua dari Nata de Carroto adalah dalam bidang ekonomi, yaitu meningkatnya nilai ekonomis dari wortel dan tomat. Seperti yang sudah dijelaskan dalam bagian latar belakang dalam bagian pendahuluan, adanya pengolahan baru dari buah tomat dan sayur wortel akan meningkatkan jumlah permintaan dalam pasar, sehingga hal inilah yang menyebabkan nilai ekonomis buah tomat dan sayur wortel meningkat karena semakin tinggi permintaan suatu barang dalam suatu pasar, akan meningkatkan harga dari barang tersebut.

Pengemasan
            Kemasan merupakan salah satu hal yang  penting dalam rangka menghasilkan produk Nata de Carroto untuk keperluan komersial. Dengan demikian proses pengemasan perlu dilakukan secara teliti dan detail prosesnya sehingga menghasilkan nilai tambah yang optimal dari manfaat dan tujuan pengemamasan Nata de Carroto tersebut.
Kemasan terhadap produk
Nata de Carroto memiliki tujuan seabagai berikut:
1.      Mengawetkan produk agar bertahan lama dan tidak rusak.
2.      Memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga memiliki daya tarik yang lebih tinggi.
3.      Meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk.
4.      Memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk.

             Pengemasan dapat dilakukan dengan kemasan yang sederhana dengan menggunakan kantung plastik kemasan dengan ukuran bervariasi ½ kg, 1 kg dan seterusnya sesuai dengan keperluan pasar bila pengemasan bertujuan untuk komersial. Kemasan dapat pula dilakukan dengan menggunakan kemasan cup plastik, ukuran aqua cup atau yang lebih besar. Ragam bentuk dan ukuran sangat ditentukan oleh kebutuhan pasar.









0 komentar
« Postingan Lebih Baru
Langganan: Postingan (Atom)
My Widget

clock

Translate

Recent Posts

Apakah postingan ini bermanfaat bagi Anda?

Guest Book

Silakan Pasang Kode Buku Tamu yang sudah di copy tadi Di Sini
[get this widget]> [Tutup]

Blog Archive

  • ▼  2015 (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  April (2)
    • ▼  Maret (3)
      • Waspada, ISPA pada anak!
      • Manfaat Jahe
      • Pembuatan Nata De Carroto

Mengenai Saya

Unknown
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Recent Posts

Subscribe

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

  • TRANSFUSI DARAH
    Definisi Adalah proses pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah penerima (resipien) (FK UI, 1985: 483). Indikasi ...
  • BRONKITIS
    1.1   KONSEP MEDIS 1.1.1    Pengertian   Bronkitis merupakan penyakit ringan yang dapat sembuh dengan sendirinya dan hanya memerl...
  • TUBERCULOSIS (TBC)
    1.1 Definisi Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi Mycobacterium Tuberculosis secara sistemis sehingga dapat mengenai hampir s...
  • Manfaat Jahe
    Jahe merupakan tanaman herbal yang multi guna. Selain sebagai bahan baku obat-obatan tradisional juga merupakan salah satu bumbu penyedap...
  • NUTRISI dan MALNUTRISI
                I.              Nutrisi                        Sepanjang rentang kehidupan manusia tidak pernah berhenti untuk bernapas da...
  • Pembuatan Nata De Carroto
         Sayuran wortel dan buah tomat merupakan salah satu jenis tanaman yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari di Indon...
  • Waspada, ISPA pada anak!
    Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Penyakit ini sering terjad...

cursor

monkey Cute Rocking Baby Monkey
Copyright (c) 2010 NursingHealth&Science. Design by Template Lite
Download Blogger Templates And Directory Submission.